Hari ini saya berada di warnet, karena tiba-tiba koneksi HP saya putus, alias ga bisa internet-an atau dengan kata lain, ya emang saya ga ada cara lagi buat posting blog, hehehe..
Di tulisan ini saya akan menceritakan sekelumit mozaik yang ada di hidup saya, sekitar 2 tahun yang lalu.
Ceritanya begini, saat saya sedang melakukan perjalanan ke Jogja untuk keperluan akademik (atau dengan kata lain ngabisin duit orangtua,hehehe) ke UGM. Saya berangkat dengan ber-kereta api-ria lagi, asyik banged, karena berangkatnya pagi hari jadi bisa liat pemandangan dari jendela kereta api. Selama kurang lebih 9 jam on the rail, saya sampai di Stasiun Tugu Jogja sesaat sebelum sholat Maghrib, rencananya saya akan tidur di Masjid DPRD Jogja, mengingat keterbatasan anggaran. Setelah saya selesai sholat Maghrib, saya langsung cabut ke warung pecel depan Masjid, hmmh nyammy sekali Ayamnya (tapi mahal) sembari nunggu pecel saya sempatkan tilawah beberapa lembar (eh, disebelah saya ada orang bule, hampir saya sapa tapi mengingat ke-luar biasa-an saya dalam berbahasa Inggris ya g jadi ngobrol). Truz datanglah makan malam saya, dan tandaslah dalam sekejap mata.
Dari arah Masjid, terdengar kumandang adzan Isya, langsung saja saya menyelesaikan transaksi yang menyangkut hajat hidup saya ini (mahall). Bergegaslah saya ke Masjid, dan tertinggal 1 rokaat, Dan saya pun kebagian di Shaf ke-2. Tanpa merasa curiga, saya langsung taruh tas saya di belakang kaki saya persis. Sholat pun kelar, dan ketika saya hendak mengambil Al Quran dengan cara memutar kanan karena memutar kiri itu dilarang, terperanjat pinang-lah saya!!
"TAS SAYA ILANG!!!! TIDAK!!!"
Antara kaget-malu-marah-sebel-bingung saya langsung celingak-celinguk nyari tas saya, wajarlah, karena saya sebatang kara di Jogja, ah papa kenapa nasibku begini? Langsung saya telepon orang di Jakarta, minta pulang saja saya, tapi kata papa, lanjutkan perjuangan saja. Yah, dengan sedikit air mata di mata saya (yaiyalah, masa mata orang?) saya tetap bertahan di Jogja. Beruntung, HP dan dompet saya taruh di saku celana, tak terpikir bagaiman kalau saya taruh di tas juga, mau jadi apa saya di Jogja?
Kemudian saya langsung menghubungi pengurus Masjid dan meminta izin untuk menginap di Masjid sembari meminta diantarkan ke kantor polisi untuk membuat surat berita kehilangan..
Ini realita! Di Masjid pun masih ada maling, apalagi di luar sana..
(the stories goes on..just wait)
)I(
Kamis, 26 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
turut berduka cita gal..
BalasHapuskalo di MNI ada bacaan "harap tas yang anda bawa ditaruh depan anda jangan ditaruh dibelakang"
hhee
jadi kelanjutannya tes gmn gal?